Senin, 12 Juli 2010

Satuan Acara Pengajaran

A. Mata kuliah : Korespondensi Bisnis Indonesia
Program : Sekretaris
SKS / Semester : 4 / II

B. Tujuan Umum :
Warga belajar dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan menyusun surat-surat sekretaris dan surat bisnis Indonesia, menyusun surat statuta, laporan dan mampu membuat proposal.

C. Referensi :
1. Korespondensi Indonesia, jilid 1 dan 2, oleh Zein Achmad & Wahyono, Penerbit LP3I.
2. Aneka Surat Sekretaris dan Bisnis Indonesia, oleh Lamuddin Finosa, Penerbit Mawar Gempita.
3. Aneka Surat Statuta, Laporan, dan Notula, oleh Lamuddin Finosa, Penerbit Mawar Gempita.

D. Media :
1. Note book
2. L C D
3. Kertas kerja
4. Papan tulis

1. Tujuan Khusus :
Warga belajar dapat memahami fungsi dan syarat-syarat menyusun surat.

Pokok Bahasan : Pengetahuan Dasar Surat Menyurat

Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian Surat
2. Guna Surat
3. Syarat-syarat Membuat Surat

Metode Pengajaran :
1. Presentasi
2. Diskusi

Evaluasi :
1. Kehadiran 10 %.
2. Formatif dan tugas 20 %.
3. Perilaku 10 %.
4. Ujian Tengah Semester 25 %.
5. Ujian Akhir Semester 35 %.

2. Tujuan Khusus :
Warga belajar dapat memahami pembagian dan pengelompokan surat-surat.

Pokok Bahasan : Fungsi, Bagian-bagian Surat, dan Bentuk-bentuk Surat

Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian Fungsi
2. Bagian-bagian Surat
3. Bentuk-bentuk Surat :
a. Full Block Style
b. Block Style
c. Semi Block Style
d. Indenteed Style
e. Hanging Paragraf Style
f. Old Official Style
g.New Official Style

Metode Pengajaran :
1. Presentasi
2. Diskusi

3. Tujuan Khusus :
Warga belajar dapat memahami bahasa surat yang baik.

Pokok Bahasan : Bahasa Surat

Sub Pokok Bahasan :
1. Bahasa yang Jelas
2. Bahasa yang Lugas
3. Bahasa yang Umum
4. Kata yang Baku
5. Ungkapan Tetap
6. Pemakaian EYD

Metode Pengajaran :
1. Presentasi
2. Diskusi
3. Latihan
4. Penugasan

4. Tujuan Khusus :
Warga belajar terampil menyusun surat-surat sekretaris.

Pokok Bahasan : Penyusunan dan Praktek Surat Sekretaris

Sub Pokok Bahasan :
1. Surat Pemberitahuan
2. Surat Undangan
3. Surat Kuasa
4. Surat Keterangan
5. Memo dan Nota
6. Surat Edaran dan Pengumuman
7. Surat Janji Temu
8. Surat Ucapan
9. Surat Tempahan
10.Surat Permohonan
11.Surat Penugasan

Metode Pengajaran :
1. Presentasi
2. Diskusi
3. Latihan
4. Penugasan

5. Tujuan Khusus :
Warga belajar dapat memahami prosedur dan istilah bisnis.

Pokok Bahasan : Prosedur dan Istilah Bisnis

Sub Pokok Bahasan :
1. Prosedur Bisnis
2. Istilah Bisnis

Metode Pengajaran :
1. Presentasi
2. Diskusi
3. Latihan
4. Penugasan

6. Tujuan Khusus :
Warga belajar dapat memahami dan terampil menyusun surat-surat bisnis.

Pokok Bahasan : Penyusunan dan Praktek Surat-surat Bisnis

Sub Pokok Bahasan :
1. Surat Perkenalan
2. Surat Permintaan Penawaran
3. Surat Penawaran
4. Surat Pesanan dan Balasannya
5. Surat Pengiriman Pesanan
6. Surat Tanda Bukti
7. Telegram Bisnis dan Penegasannya
8. Surat Penuntutan
9. Surat Penagihan

Metode Pengajaran :
1. Presentasi
2. Diskusi
3. Contoh-contoh
4. Latihan
5. Penugasan

7. Tujuan Khusus :
Warga belajar dapat memahami dan menyusun surat lamaran pekerjaan, dan daftar riwayat hidup, serta membuat referensi.

Pokok Bahasan : Penyusunan dan Praktek Membuat Surat Lamaran Pekerjaan

Sub Pokok Bahasan :
1. Syarat Penyusunan Surat Lamaran Pekerjaan
2. Menyusun Daftar Riwayat Hidup
3. Surat Panggilan dan Penolakan Lamaran
4. Menyususn Referensi

Metode Pengajaran :
1. Presentasi
2. Diskusi
3. Contoh-contoh
4. Latihan
5. Penugasan

8. Tujuan Khusus :
Warga belajar dapat memahami cara pengolahan surat dan mampu menerapkannya dalam praktek.

Pokok Bahasan : Arus Surat Masuk dan Surat Keluar

Sub Pokok Bahasan :

Metode Pengajaran :
1. Presentasi
2. Diskusi
3. Latihan
4. Penugasan

9. Tujuan Khusus :
Warga belajar mampu menyusun surat-surat statuta.

Pokok Bahasan : Aneka Surat Statuta

Sub Pokok Bahasan :
1. Surat Keputusan
2. Surat Perjanjian
3. Surat Perintah / Instruksi
4. Surat Pengumuman
5. Berita Acara

Metode Pengajaran :
1. Presentasi
2. Diskusi
3. Latihan
4. Penugasan

10. Tujuan Khusus :
Warga belajar dapat memahami pengertian laporan dan dapat menyusun laporan.

Pokok Bahasan : Penyusunan Laporan

Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian, Fungsi, dan Syarat Laporan
2. Jenis Laporan
3. Penyusunan Laporan
4. Pokok-pokok Isi Laporan Pertanggungjawaban
5. Pokok-pokok Isi Laporan Kelayakan

Metode Pengajaran :
1. Presentasi
2. Diskusi
3. Latihan
4. Penugasan

11. Tujuan Khusus :
Warga belajar mampu memahami notula dan dapat membuat notula rapat.

Pokok Bahasan : Penyusunan Notula

Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian Notula
2. Prosedur Penyusunan Notula
3. Istilah Teknis dalam Penyelenggaraan Rapat
4. Persyaratan Menjadi Notulis
5. Prosedur dan Cara Meringkas

Metode Pengajaran :
1. Presentasi.
2. Diskusi.
3. Latihan.
4. Penugasan.

12. Tujuan Khusus :
Warga belajar dapat memahami kegunaan proposal dan mampu menyusun proposal dalam berbagai kegiatan.

Pokok Bahasan : Penyusunan Proposal

Sub Pokok Bahasan :
1. Patokan Merencana
2. Struktur Isi Proposal

Metode Pengajaran :
1. Presentasi.
2. Diskusi.
3. Latihan.
4. Penugasan.

Pengetahuan Dasar Surat Menyurat

A. Tujuan Khusus :
Warga belajar dapat memahami fungsi dan syarat-syarat menyusun surat.

B. Pokok Bahasan : Pengetahuan Dasar Surat Menyurat

C. Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian Surat Menyurat
2. Guna Surat
3. Syarat-syarat Membuat Surat

D. Uraian Materi :

1. Pengertian Surat  Menyurat
Surat adalah satu sarana untuk menyampaikan pernyataan atau informasi secara tertulis dari pihak yang satu kepada pihak lain. Informasi itu dapat berupa pemberitahuan, pernyataan, pertanyaan, permintaan, laporan, pemikiran, sanggahan, dan sebagainya.

2. Guna Surat
Surat berguna untuk
1)  Menyampaikan informasi yang tidak mungkin disampaikan secara tatap muka.
2)  Mengirimkan berita yang tidak bergantung pada waktu, ruang, tenaga, dan biaya.
3)  Alat bukti dalam suatu persengketaan.
4)  Menyimpan informasi dalam waktu lama.
5)  Memuaskan diri sendiri.
6)  Memungkinkan seseorang menafsirkan dengan matang apa yang dimaksud oleh penulis.
7)  Memberi kesempatan kepada penerima surat untuk menentukan reaksi yang diperlukan.
8)  Memberikan kesempatan yang banyak kepada penulis surat untuk memilih kata dan kalimat yang tepat, sehingga salah paham atau kemungkinan terjadinya perselisihan dapat dihindari.
9) Memberikan kesempatan kepada penerima surat untuk meminta bantuan orang lain menyelesaikan informasi  yang tertuang dalam surat.
10) Dapat digandakan untuk orang lain.
11) Hal-hal yang bersipat rahasia.

3. Syarat-syarat Membuat Surat
Membuat surat yang baik tidaklah gampang. Banyak persyaratan harus dipenuhi. Di samping harus menerapkan prinsip-prinsip efisiensi dan efektivitas, untuk mampu menyusun surat yang baik, menarik, dan modern, penulis harus menguasai syarat dan ciri-ciri surat yang baik, sebagai berikut :
1) Surat ditulis dalam bentuk yang menarik dan tersusun baik sesuai dengan peraturan menulis surat.
Untuk itu penulis harus memahami berbagai bentuk surat yang akan digunakan.
2) Surat tidak mengandung kata-kata atau kalimat yang tidak berguna.
Tidak boleh rumusannya bertele-tele atau berbelit-belit. Kalimat hendaknya sederhana, lugas, dan mudah dipahami pembaca. Juga kata-kata yang dipakai harus jelas, tepat, tidak mendua, hemat, dan benar sesuai dengan tata bahasa Indonesia. Hindarilah singkatan  yang tidak perlu, kecuali singkatan untuk satuan-satuan ukuran dan singkatan yang telah lazim dipakai dalam surat menyurat.
3) Surat menunjukkan budi bahasa, pertimbangan baik dan bijaksana.
Nada surat harus hormat, sopan, dan simpatik. Usahakan agar tidak menyinggung atau merendahkan pembaca surat. Dalam menulis surat, penulis hendaknya bersikap seolah-olah ia sedang berbicara dengan yang dituju.
4) Surat hendaknya tidak terlalu panjang.
Surat yang pendek lebih banyak memberi manfaat, misalnya praktis, estetis, dan menghindarkan salah pengertian.
5) Surat harus bersih, necis, tidak kotor.
Sebaiknya dipergunakan kertas yang baik dan warna yang sesuai. Ketikan rapi dan tidak ada huruf yang bertumpuk dan cermat.

Di bawah ini diberikan langkah-langkah penyusunan surat resmi yang perlu diperhatikan :
1. Membuat perencanaan dan persiapan yang baik.
2. Menetapkan dan menguasai masalah yang akan diungkapkan.
3. Pokok masalah itu disusun, lalu diuraikan secara sistematis, kronologis, runtut, dan konsisten.
4. Menetapkan bahan dan data untuk menyusun surat.
5. Mengetahui siapa yang dituju.
6. Menyadari dan menentukan posisi penulis.
7. Menggunakan kelengkapan (fasilitas) yang memadai : pengguna- an bentuk surat, jenis kertas yang dipakai,  warna kertas,  ukuran kertas (folio, kuarto, oktavo), amplop surat dan cara melipat surat, pengetikan, serta pengiriman (waktu yang tepat, jaminan keamanan isinya).
8. Meniliti kembali surat yang telah dikerjakan, apakah sudah betul dan layak dikirimkan atau belum.

Tugas Anda !

Setelah Anda mempelajari materi kuliah, maka Anda dapat mengerjakan tugas berikut, dengan cara mendownload. Kumpulkan hardcopy jawaban Anda, dan kirimkan softcopy-nya ke email : eisya.management@yahoo.co.id.

LEMBAR KERJA PERTAMA

1. Mata Kuliah : Koresponden Bisnis Indonesia
2. Pokok Bahasan : Pengetahuan Dasar Surat Menyurat
3. Program : Sekretaris
4. Kelas : SKR – 04
5. Tahun Ajaran : 2010 / 2011
6. Tugas : Perorangan
7. Nama :
Satuan Acara Pengajaran

A. Tujuan Khusus : Warga belajar dapat memahami fungsi dan syarat-syarat menyusun surat.

B. Pokok Bahasan : Pengetahuan Dasar Surat Menyurat
C. Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian Surat Menyurat
2. Guna Surat
3. Syarat-syarat Membuat Surat

D. Indikator Pencapaian Hasil Belajar :
1. Warga belajar dapat menjelaskan pengertian surat.
2. Warga belajar dapat menyebutkan guna surat.
3. Warga belajar dapat menyebutkan syarat-syarat membuat surat.

Lembar Kerja Mahasiswa

Bacalah materi “ Bab 1 Pengetahuan Dasar Korespondensi,” Korespondensi Bisnis Indonesia I, halaman 1 – 5, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut !
1. Jelaskan secara singkat pengertian surat !
2. Sebutkan guna surat yang Anda ketahui !
3. Sebutkan apa saja syarat-syarat membuat surat !

Selamat bekerja, semoga Anda sukses !

Fungsi, Bagian-bagian Surat, dan Bentuk-bentuk Surat

A. Tujuan Khusus :
Warga belajar dapat memahami pembagian dan pengelompokan surat-surat.

B. Pokok Bahasan : 
 Fungsi, Bagian-bagian Surat, dan Bentuk-bentuk Surat

C. Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian Fungsi
2. Bagian-bagian Surat
3. Bentuk-bentuk Surat :
a. Full Block Style
b. Block Style
c. Semi Block Style
d. Indenteed Style
e. Hanging Paragraf Style
f.  Old Official Style
g. New Official Style

D. Uraian Materi :

1. Pengertian Fungsi
Orang menganggap surat sebagai utusan atau “duta” organisasi / instansi pengirim surat. Surat dipandang sebagai citra, cermin mentalitas, jiwa, serta petunjuk kondisi intern organisasi yang bersangkutan. Oleh sebab itu pengonsep surat dan para penata administrasi kantor harus berhati-hati dan bersungguh-sungguh dalam menulis surat, agar tidak menimbulkan kesan buruk atas organisasinya.

Di samping sifat-sifat di atas, surat resmi sebagai alat komunikasi mempunyai fungsi, sebagai :
a. Tanda bukti tertulis yang autentik, misalnya surat perjanjian.
b. Alat pengingat / berpikir bilamana diperlukan, misalnya surat yang telah diarsipkan.
c. Dokumentasi historis, misalnya surat dalam arsip lama yang digali kembali untuk mengetahui perkembangan masa lampau.
d. Jaminan keamanan, umpamanya surat keterangan jalan.
e. Pedoman atau dasar bertindak, misalnya surat keputusan, surat perintah, surat pengangkatan, dan sebagainya.

2. Bagian-bagian Surat
Setiap surat mempunyai bagian-bagian dan masing-masing bagian itu mempunyai kegunaan tertentu. Penempatan atau letak bagian-bagian surat tergantung dari bentuk surat yang dipakai. Pada surat resmi ( bisnis ), bagian-bagiannya, adalah sebagai berikut :
a. Kepala surat ( kop ).
b. Nomor surat ( nomor verbal ).
c. Tanggal, bulan, tahun surat.
d. Lampiran.
e. Hal atau perihal.
f. Alamat surat ( alamat dalam ).
g. Salam pembuka ( salutasi ).
h. Isi surat ( tubuh surat ).
i. Salam penutup.
j. Nama organisasi / perusahaan.
k. Nama terang dan tanda tangan penanggung jawab surat.
l. Tembusan.
m. Inisial / kaki surat.

3. Bentuk-bentuk Surat
Sebelum membahas berbagai bentuk surat, ada baiknya mengetahui lebih dahulu apa itu bentuk surat. Yang dimaksud dengan bentuk surat ialah tata letak atau posisi bagian-bagian surat. Masing-masing bagian itu mempunyai posisi tertentu sesuai dengan fungsi dan perannya, terutama sebagai petunjuk atau identifikasi untuk memproses surat tersebut. Ada berbagai bentuk surat, yang satu sama lain berbeda pemakaiannya sesuai dengan kebiasaan instansi atau gaya masyarakat tertentu.

Pada dasarnya hanya dua bentuk surat yang dapat dibedakan secara tajam, sedangkan bentuk-bentuk lainnya sekedar variasi-variasi yang merupakan modifikasi dari kedua bentuk utama tersebut.

Kedua bentuk utama itu adalah bentuk lurus atau bentuk balok ( block style ) dan bentuk lekuk atau bentuk bergerigi ( indenteed style ). Sedangkan variannya yang berdiri di antara keduanya ialah bentuk setengah lurus atau bentuk setengah balok ( semi block style ).

Selain itu masih ada bentuk lurus penuh ( full block style ), dan bentuk surat dinas / resmi ( official style ).

Bentuk-bentuk surat tersebut sebenarnya adalah model / bentuk surat Eropa dan Amerika. Bentuk lekuk ( indenteed style ) adalah model Eropa lama, bentuk lurus ( block style ) adalah model Amerika, sedang bentuk setengah lurus ( semi block style ) adalah model Eropa baru.

Keterangan bentuk surat :
a. Kepala surat ( kop surat ).
b. Nomor surat.
c. Tanggal.
d. Alamat yang dituju.
e. Hal atau perihal.
f. Salam pembuka.
g. Pembuka surat.
h. Isi surat.
i. Penutup surat.
j. Salam penutup.
k. Nama perusahaan.
l. Nama penanda tangan surat.
m. Nama jabatan.
n. Lampiran.
o. Tembusan = tindisan.
p. Singkatan nama = inisial.

Untuk jelasnya, lihat contoh-contoh bentuk surat, berikut :


a. Full Block Style


 


b. Block Style




c. Semi Block Style




d. Indenteed Style




e. Hanging Paragraf Style




f. Old Official Style




g. New Official Style



Tugas Anda !

Setelah Anda mempelajari mata kuliah, maka Anda dapat mengerjakan tugas berikut, dengan cara mendownload. Kumpulkan hardcopy jawaban Anda, dan kirimkan softcopy-nya ke email : eisya.management@yahoo.co.id.

LEMBAR KERJA KEDUA

1. Mata Kuliah : Koresponden Bisnis Indonesia
2. Pokok Bahasan : Fungsi, Bagian-bagian Surat, dan Bentuk-bentuk Surat
3. Program : Sekretaris
4. Kelas : SKR – 04
5. Tahun Ajaran : 2010 / 2011
6. Tugas : Perorangan
7. Nama :
Satuan Acara Pengajaran

A. Tujuan Khusus : Warga belajar dapat memahami pembagian dan pengelompokan surat-surat.

B. Pokok Bahasan : Fungsi, Bagian-bagian Surat, dan Bentuk-bentuk Surat.

C. Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian Fungsi Surat
2. Bagian-bagina Surat
3. Bentuk-bentuk Surat :
a. Full Block Style;
b. Block Style;
c. Semi Block Style;
d. Indented Style;
e. Hanging Paragraph Style;
f. Old Official Style;
g. New Official Style.

D. Indikator Pencapaian Hasil Belajar
1. Warga belajar dapat menjelaskan pengertian fungsi surat.
2. Warga belajar dapat menyebutkan bagian-bagian surat.
3. Warga belajar dapat membuat surat sesuai dengan bentuk-bentuk surat, berikut :
a. Bentuk Full Block Style;
b. Bentuk Block Style;
c. Bentuk Semi Block Style;
d. Bentuk Indented Style;
e. Bentuk Hanging Paragraph Style;
f. Bentuk Old Official Style;
g. Bentuk New Official Style.

Lembar Kerja Mahasiswa

Setelah Anda mempelajari ” Bab II, Fungsi Surat, Bagian-bagian Surat, dan Bentukbentuk Surat,” Korenpondensi Bisnis Indonesia I, halaman 6 – 9, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut !
1. Jelaskan secara singkat pengertian fungsi surat !
2. Sebutkan bagian-bagian surat !
3. Buatlah surat sesuai bentuk-bentuk surat, berikut :
a. Bentuk Full Block Style;
b. Bentuk Block Style;
c. Bentuk Semi Block Style;
d. Bentuk Indented Style;
e. Bentuk Hanging Paragraph Style;
f. Bentuk Old Official Style;
g. Bentuk New Official Style.

Selamat bekerja, semoga Anda sukses !

3. Bahasa Surat

A. Tujuan Khusus :
Warga belajar dapat memahami bahasa surat yang baik.

B. Pokok Bahasan : Bahasa Surat

C. Sub Pokok Bahasan :
1. Bahasa yang Jelas
2. Bahasa yang Lugas
3. Bahasa yang Umum
4. Kata yang Baku
5. Ungkapan Tetap
6. Pemakaian EYD

E. Uraian Materi :
Bahasa surat sebenarnya sama dengan bahasa lisan, yaitu sama-sama bermaksud mengutarakan isi hati. Perbedaannya adalah pada media penyampaiannya. Bahasa lisan menggunakan ucapan, sedangkan bahasa tulis menggunakan tulisan. Pemasalahan yang sering timbul adalah kita terbiasa berbicara, sedangkan menulis sebaliknya. Untuk meningkatkan bahasa tulis, seseorang harus sering berlatih menulis dan membaca. Hal itu dilakukan untuk memperlancar kemampuan kita dalam menulis.

Hal penting yang harus diperhatikan sebelum menulis surat adalah kepada siapa surat tersebut ditujukan. Pemahaman itu sangat penting karena akan menentukan bahasa yang akan digunakan. Tulisan seperti kita berhadapan langsung dengan pembaca. Bahasa surat yang baik belum tentu bahasa tulis yang baku. Bahasa surat yang baik adalah bahasa surat yang mampu menyampaikan buah pikiran penulisnya. Adalah sesuatu yang janggal, bila seorang mahasiswa menulis surat untuk mengungkapkan isi hatinya kepada rekan lainnya dengan menggunakan bahasa baku.

Merupakan hal yang berbeda bila surat tersebut dikirimkan kepada rekanan bisnis, atasan, atau untuk menyampaikan sesuatu untuk keperluan kedinasan. Pada kondisi seperti inilah sebuah surat harus menggunakan bahasa baku. Karena kita membahas permasalahan yang bersifat formal atau kedinasan, maka bahasa yang kita gunakan tentu saja bahasa formal. Pada uraian berikut akan kita bahas bahasa yang baik dan benar seperti dijabarkan dalam Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan, yang diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidkan Nasional.

1. Bahasa yang Jelas
2. Bahasa yang Lugas
3. Bahasa yang Umum
4. Kata yang Baku
5. Ungkapan Tetap
6. Pemakaian EYD.

Tugas Anda !

Setelah Anda mempelajari mata kuliah, maka Anda dapat mengerjakan tugas berikut, dengan cara mendowload. Kumpulkan hardcopy jawaban Anda, dan kirimkan softcopy-nya ke email : eisya.management@yahoo.co.id.

LEMBAR KERJA KETIGA

1. Mata Kuliah : Koresponden Bisnis Indonesia
2. Pokok Bahasan : Bahasa Surat
3. Program : Sekretaris
4. Kelas : SKR – 04
5. Tahun Ajaran : 2010 / 2011
6. Tugas : Perorangan
7. Nama :

Satuan Acara Pengajaran

A. Tujuan Khusus : Warga belajar dapat memahami bahasa surat yang baik.

B. Pokok Bahasan : Bahasa Surat

C. Sub Pokok Bahasan :
1. Bahasa yang Jelas
2. Bahasa yang Lugas
3. Bahasa yang Umum
4. Kata yang Baku
5. Ungkapan Tetap
6. Pemakaian EYD.

D. Indikator Pencapaian Hasil Belajar
1. Warga belajar dapat menjelaskan maksud bahasa yang jelas dalam surat.
2. Warga belajar dapat memberi contoh bahasa yang jelas dalam surat.
3. Warga belajar dapat menjelaskan maksud bahasa yang lugas dalam surat.
4. Warga belajar dapat memberi contoh bahasa yang lugas dalam surat.
5. Warga belajar dapat menjelaskan maksud bahasa yang umum dalam surat.
6. Warga belajar dapat memberi contoh bahasa yang umum dalam surat.
7. Warga belajar dapat menjelaskan maksud kata yang baku dalam surat.
8. Warga belajar dapat memberi contoh kata yang baku dalam surat.
9. Warga belajar dapat menjelaskan maksud ungkapan yang tetap dalam surat.
10. Warga belajar dapat memberi contoh ungkapan yang tetap dalam surat.
11. Warga belajar dapat menuliskan secara tepat EYD dalam surat.

Lembar Kerja Mahasiswa

Setelah Anda mempelajari ” Bab III, Bahasa Surat,” Korenpondensi Bisnis Indonesia I, halaman 6 – 9, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut !
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bahasa yang jelas dalam surat !
2. Berikan contoh bahasa yang jelas dalam surat !
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bahasa yang lugas dalam surat !
4. Berikan contoh bahasa yang lugas dalam surat !
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bahasa yang umum dalam surat !
6. Berikan contoh bahasa yang umum dalam surat !
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bahasa yang baku dalam surat !
8. Berikan contoh bahasa yang baku dalam surat !
9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ungkapan yang tetap dalam surat !
10. Berikan contoh ungkapan yang tetap dalam surat !
11. Berikan contoh penggunaan huruf besar ( EYD ) dalam surat !

Selamat bekerja, semoga Anda sukses !

Prosedur dan Istilah Bisnis

A. Tujuan Khusus :
Warga belajar dapat memahami  prosedur dan istilah bisnis.

B. Pokok Bahasan : Prosedur dan Istilah Bisnis

C. Sub Pokok Bahasan :
1. Prosedur Bisnis
2. Istilah Bisnis

E. Uraian Materi :

1. Prosedur Bisnis
Hubungan dalam bisnis, baik secara langsung maupun tidak langsung akan membentuk pola tersendiri dalam komunikasi bisnis. Sebagai contoh, jika pembeli menerima barang langsung dari penjual, dan terdapat kerusakan barang, pembeli dapat mengajukan tuntutan ( claim ) langsung kepada penjual, tetapi jika penyerahan barang melalui perusahaan pengangkutan, dan terdapat kerusakan barang, tuntutannya belum tentu kepada penjual, mungkin kepada perusahaan ekspedisi maupun kepada perusahaan pemilik gudang.
Gambaran di atas jelas mununjukkan bahwa prosedur dan komunikasi saling berkaitan erat dan prosedur akan mempengaruhi proses komunikasi.

Di bawah ini gambaran proses umum terjadinya transaksi bisnis.



2. Istilah Bisnis
Sebelum kita membahas mengenai surat-surat bisnis. Dan supaya proses penulisannya lebih sistematis sehingga hasil akhir yang diharapkan sesuai dengan sesuatu yang direncanakan, maka menyusun surat bisnis yang baik harus mengetahui tiga hal. Pertama adalah masalah yang akan diinformasikan, kedua bentuk atau teknik penulisan, dan ketiga adalah bahasa surat yang dipergunakan dan penguasaan terhadap istilah-istilah bisnis. Berikut ini akan disampaikan beberapa istilah bisnis yang penting dan sering dipergunakan, antara lain :

a. After sales service, adalah suatu pelayanan yang diberikan oleh produsen / penjual  terhadap kerusakan atau penggantian suku cadang setelah terjadi transaksi pembelian.

b. Air way bill ( AWB ), adalah surat angkutan yang dilampirkan jika hendak mengirimkan barang dengan menggunakan pesawat terbang.

c. Booklet, adalah buku yang berisi keterangan lengkap tentang suatu jenis barang beserta cara pemakaian, pemeliharaan, dan penggantian suku cadang.

d. Brosur, adalah lembaran atau berbentuk buku kecil yang berisi gambar dan keterangan singkat mengenai keadaan barang, merk, tipe, kemampuan, dan keterangan lain yang berhubungan dengan daya tarik jual beli.

e. Claim constatering bewijs ( CCB ), adalah surat tanda bukti kerusakan barang yang biasanya dipergunakan jika hendak membuat surat pengaduan.

f. Cheque, adalah surat perintah pembayaran yang ditujukan kepada bank agar membayar sejumlah uang kepada pihak tertentu yang disebutkan dalam cheque.

g. Deviden, adalah bagian keuntungan yang diterima oleh stockholder ( pemilik saham ) yang besarnya telah ditentukan oleh direksi dan rapat umum pemegang saham.

h. Down payment ( DP ), adalah uang muka yang diberikan kepada penjual / produsen terhadap barang yang akan dibeli oleh konsumen.

i. Invoice, sama dengan faktur, yaitu merupakan bukti penghitungan harga barang yang dijual berdasarkan jenis, jumlah, dan harga satuannya.

j. Grace period, adalah masa tenggang waktu yang diminta oleh debitur dalam mengembalikan kewajibannya.

k. Joint venture, adalah usaha gabungan dalam periode tertentu yang peraturan dan kebijaksanaannya telah disepakati oleh pihak-pihak yang bergabung tersebut.

l. Katalogus, adalah lembaran yang berisi daftar barang yang sejenis tetapi tipenya berbeda-beda.

m. Bill of leading ( B / L ) atau konosemen, adalah jenis surat angkutan yang disertakan bila hendak mengirim barang melalui kapal laut.

n. Leaflet, adalah suatu lembaran berlipat atau lepas yang di dalamnya berisi keterangan barang yang terpenting.

o. Leasing, adalah suatu usaha yang menyewakan alat-alat besar atau mesin-mesin canggih yang dipergunakan untuk usaha pihak lain.

p. Packing list, adalah daftar rincian barang yang terdapat dalam peti atau jenis pengepakan lain.

q. Petty cash, adalah dana kecil yang selalu disediakan oleh perusahaan atau organisasi yang senantiasa tersedia untuk keperluan-keperluan kecil perusahaan atau organisasi tersebut.

r. Price list, adalah daftar harga suatu barang atau jasa.

t. Promes, adalah surat pernyataan kesanggupan membayar oleh debitur dalam waktu yang sudah ditentukan.

u. Prospektus, adalah suatu lembaran berita suatu perusahaan atau organisasi yang ditawarkan kepada pihak lain atau masyarakat.

v. S. E & O, adalah suatu jumlah perhitungan yang bila terdapat kesalahan, maka bisa dibetulkan kembali.

w. Storage, adalah tempat penyimpanan barang dalam jumlah besar.

x. Underwriter, adalah badan atau orang yang menangani masalah asuransi yang sering disebut sebagai penanggung resiko.

y. Wesel, adalah surat perintah membayar sejumlah uang kepada orang yang tertera dalam surat tersebut dan bisa dilakukan di kantor pos, bank, dan instansi yang dituju.

z. Warehouse receipt, adalah tanda bukti perusahaan pergudangan menerima barang dari orang yang membutuhkan terhadap barang yang dititipkannya. 

Penyusunan Laporan

A. Tujuan Khusus :
Warga belajar dapat memahami pengertian laporan dan dapat menyusun laporan.

B. Pokok Bahasan : Penyusunan Laporan

C. Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian, Fungsi, dan Syarat Laporan
2. Jenis Laporan
3. Penyusunan Laporan
4. Pokok-pokok Isi Laporan Pertanggungjawaban
5. Pokok-pokok Isi Laporan Kelayakan

E. Uraian Materi :

1. Pengertian Laporan
Laporan adalah informasi yang diberikan oleh bawahan kepada atasan karena dasar tertentu. Dilihat dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa laporan dibuat oleh pihak yang lebih rendah. Dasar penulisan bermacam– macam dapat berupa tugas, kewajiban, tanggung jawab, perintah, dan sejenisnya.

Sebuah laporan yang baik harus dibuat dengan memenuhi kriteria–kriteria tertentu di antaranya adalah objektif, singkat, jelas, up to date, dan dapat dipertanggungjawabkan. Objektif artinya tidak dibuat atas dasar kepentingan pembuatnya. Walaupun keobjektifan sebuah laporan itu sangat sulit dilakukan. Karena bagaimanapun perasaan penulis terlibat, tetap harus diusahakan semaksimal mungkin. Cara yang paling tepat adalah dengan membuat kriteria pengukuran berdasarkan angka–angka tertentu ( kuantitatif ) seperti satuan penghitungan dari 0 – 100, 1 – 10. dan sejeninya atau kriteria seperti hasil perkuliahan seperti A, B, C, D, dan E dan sejenisnya. Kriteria pengukuran kategori seperti baik, cukup, sedang, dan kurang menimbulkan kesalahan penafsiran. Contoh, mobil itu bagus. Kriteria bagus bagi orang yang mempunyai mobil baru dan orang yang baru mempunyai mobil terhadap kebagusan suatu mobil jelas sangat berbeda.

Singkat ( simple ), artinya hanya mencantumkan hal–hal pokok saja. Bila karena data pendukungnya banyak terpaksa laporan harus panjang, maka sebaiknya laporan dibuat dalam dua jenis. Satu jenis laporan berisi resume atau ringkasan laporan, sementara satu jenis lagi laporan lengkap. Resume laporan dibuat untuk mengetahui isi ringkas laporan sementara laporan lengkap berisi seluruh data pendukung diperuntukkan bagi pembaca yang ingin membaca laporan secara rinci dan lengkap.

Jelas ( clear ), artinya tidak bermakna atau penafsiran ganda. Jelas di sini lebih menekankan pada penggunaan bahasa. Penulis laporan hendaknya memahami benar kaidah penulisan dalam bahasa baku. Pemahaman tersebut sangat diperlukan agar kesimpulan, pendapat dan analisis yang dibuatnya tidak bermakna ganda. Bahasa yang baik akan menghasilkan kalimat yang dihasilkan sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh pembuatnya.

Tidak kedaluwarsa ( up to date ), berarti tidak kedaluwarsa atau ketinggalan jaman. Perkembangan ilmu dan teknologi yang begitu pesat menyebabkan arus informasi berkembang pesat pula. Pembuatan laporan pun tidak ketinggalan. Laporan yang baik harus didukung oleh data akurat dan tidak ketinggalan. Pembuat laporan harus memberikan data terbaru sebelum laporan selesai. Pengetahuan sumber–sumber informasi terbaru sangat mendukung pembuatan laporan up to date.

Dapat dipertanggungjawabkan ( responsibel ), artinya laporan didukung oleh data–data akurat bukan hanya rekaan. Bagaimanapun laporan menunjukkan tingkat krdibilitas pembuatnya sehingga pembuatan laporan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan hanya akan mencoreng nama baik pembuatnya. Tanggung jawab bukan hanya materi laporan, tetapi juga tanggung jawab terhadap pihak–pihak yang terkait dengan laporan.

2. Jenis–jenis Laporan
Jenis–jenis laporan dapat dilihat dari berbagai segi seperti isinya, waktu pembuatannya, bentuk, cara penyampaian, dan dari sumber informasinya.

Dilihat dari segi isinya, laporan dapat dibedakan :

a. Laporan informatif ( information report )
Laporan informatif adalah laporan yang berisi hasil pengamatan dari pembuatan laporan. Laporan jenis ini penulis laporan tidak memasukkan pendapat maupun analisisnya. Contoh : Laporan Hasil Pelaksanaan Pemilu 2004.

b. Laporan rekomendasi ( recommendation report )
Laporan rekomendasi adalah laporan yang berisi hasil pengamatan dan pendapat penulis mengenai kejadian tersebut. Pendapat tersebut dapat berupa rekomendasi tertentu. Contoh, Laporan Hasil Pemilu 2004 dan Permasalahan yang Dihadapi.

c. Laporan analisis ( analysis report )
Laporan analisis adalah laporan yang berisi mengenai pengamatan, pendapat, dan perkiraan penulis untuk masalah yang sama di masa yang akan datang. Contoh, Laporan Gerakan Reformasi di Indonesia 2004 dan Prospek di Masa yang akan Datang.

d. Laporan pertanggungjawaban ( responsibility report )
Laporan pertanggungjawaban adalah laporan yang dibuat karena seseorang atau pihak diberi tugas tertentu. Laporan pertanggungjawaban dibuat pada waktu pelaksanaan tugas selesai. Contoh, Laporan Peringatan 17 Agustus 2002 di RT 12 RW 01, Kelurahan Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

e. Laporan kelayakan ( feasibility report )
Laporan kelayakan adalah laporan yang berisi kesesuaian pihak yang dinilai dengan standar penilaian tertentu yang diberikan oleh seorang / badan setelah melakukan pengamatan dan penelitian tertentu. Contoh, Laporan Kelayakan Pemberian Kredit, PT Indorama Jakarta Persada, Jalan Raya Pasar Minggu No. 43, Jakarta Selatan.

Dilihat dari waktu pembuatannya, laporan dapat dibedakan :

a. Laporan rutin ( rouitine report )
Laporan rutin adalah laporan yang dibuat rutin atau selalu setiap jangka waktu tertentu. Laporan rutin dapat berupa laporan harian, mingguan, bulanan, tahunan, dan sebagainya. Laporan rutin juga dapat berupa kejadian rutin atau tetap seperti laporan penerimaan mahasiswa baru pada suatu lembaga atau kampus, laporan keuangan pada perusahaan, dan sejenisnya.

b. Laporan khusus ( special report )
Laporan khusus adalah laporan yang dibuat karena khusus yang tidak terjadi pada situasi normal. Contoh, Laporan Gempa Bumi di Liwa, Lampung Selatan, Lampung Tahun 1997.

Dilihat dari segi penyampaiannya, laporan dapat dibedakan :

a. Laporan lisan
Laporan lisan adalah laporan yang dilakukan dengan bahasa verbal ( lewat ucapan ). Laporan jenis ini biasanya diberikan untuk pelaksanaan tugas sederhana. Contoh, laporan supir mengapa mengantarkan barang kepada konsumen terlambat.

b. Laporan tertulis
Laporan tertulis adalah laporan yang dibuat secara tertulis. Laporan ini biasanya diberikan untuk perintah yang kompleks dan rinci, jangka waktu pelaksanaannya lama, dan menyangkut banyak orang. Untuk jenis perintah ini pemberian laporan secara lisan tidak tepat karena sulit untuk dipelajari oleh penerimanya.

Dilihat dari sumber informasinya laporan dibagi menjadi :

a. Laporan dari sumber informasi primer
Adalah laporan yang dibuat berdasarkan tangan pertama sumber data. Contoh, Kebiasaan dan Adat Istiadat Suku Baduy, Pengamatan Sekilas 1999.

b. Laporan dari sumber informasi skunder
Adalah laporan yang dibuat berdasarkan informasi pihak ketiga. Laporan Piala Dunia 1998. Analisis Berita Koran 1999.

3. Sistematika Pembuatan Laporan
Sebelum membahas mengenai sistematika pembuatan laporan, perlu dipahami cara pemberian kode terlebih dahulu. Pemberian kode sangat perlu agar pembaca mudah memahami isi laporan dan sebagai pembatas antara satu bagian dengan bagian yang lain.

Secara umum kode dibagi menjadi tiga yaitu :

a. Kode Angka,
Adalah kode yang dibuat dari angka–angka tertentu

Contoh :
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.1.1. Sejarah Singkat Departemen Tenaga Kerja
1.1.2. Kinerja Departemen Tenaga Kerja Tahun 1989 – 1999
1.2. Alasan Pemilihan Judul
1.3. Ruang Lingkup Masalah

II. MASALAH PENGANGGURAN DI INDONESIA
2.1. Jenis–jenis Pengangguran
2.2. Sebab–sebab Pengangguran
2.3. Cara Mengatasi Pengangguran

b. Kode Huruf
Adalah kode yang dibuat dengan huruf tertentu baik latin, arab, maupun romawi.

Contoh :
A. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
i. Sejarah Singkat Departemen Tenaga Kerja
ii. Kinerja Departemen Tenaga Kerja Tahun 1989 – 1999
b. Alasan Pemilihan Judul
c. Ruang Lingkup Masalah

B. MASALAH PENGANGGURAN DI INDPNESIA
a. Jenis–jenis Pengangguran
b. Sebab–sebab Pengangguran
c. Cara Mengatasi Pengangguran

c. Kode Gabungan
Adalah kode yang dibuat dengan gabungan antara huruf dan angka tertentu atau sebaliknya.

Contoh :

A. PENDAHULUAN
A.1 . Latar Belakang Masalah
A.1.1. Sejarah Singkat Departemen Tenaga Kerja
A.1.2. Kinerja Departemen Tenaga Kerja Tahun 1989 – 1999
A.2 . Alasan Pemilihan Judul
A.3. Ruang Lingkup Masalah

B. MASALAH PENGANGGURAN DI INDPNESIA
B.1. Jenis–jenis Pengangguran
B.2. Sebab–sebab Pengangguran
B.3. Cara Mengatasi Pengangguran

Setelah mempelajari cara pemberian kode, tahap berikutnya adalah memahami sistematika penulisan laporan. Sistematika adalah urutan atau rangkaian berdasarkan urutan tertentu. Sistematika akan memudahkan pembaca laporan memahami isi laporan sekaligus dapat mencerminkan kemampuan penulisnya.

Secara umum sistematika penulisan laporan dapat dibagi menjadi empat, yaitu :

a. Judul
Judul laporan berisi mengenai nama laporan, tempat kegiatan yang dilaporkan berada, nama orang atau pihak pembuat dan jabatannya, tahun pembuatan, dan nama penerbitannya ( jika diterbitkan ). Contoh, Laporan Perkembangan Hasil Belajar Siswa Jurusan Sekretaris Tahun Ajaran 1998 / 1999. Disusun oleh Dra. Euis Winarti, Ketua Jurusan Sekretaris, LP3I Cabang Kramat, Jakarta, 1999.

b. Pendahuluan
Pendahuluan sebenarnya sudah merupakan bagian dari isi laporan. Pendahuluan berfungsi sebagai pengantar sebelum sampai pada isi laporan sebenarnya. Pendahuluan biasanya berisi dasar pembuatan laporan, cara pembuatan laporan, dan ruang lingkup atau batasan laporan.

Dasar pembuatan laporan merupakan alasan apa yang membuat suatu laporan harus dibuat. Dasar pembuatan laporan dapat berasal dari peraturan, tugas, surat keputusan, peraturan perundang–undangan. Cara pembuatan laporan dapat berupa metode atau cara laporan dibuat atau cara pengumpulan data dilakukan. Cara pembuatan laporan dibuat untuk menilai tingkat kepercayaan laporan. Ruang lingkup laporan merupakan pagar yang membatasi laporan agar punya batasan yang jelas. Ruang lingkup menunjukkan cakupan laporan.

c. Isi Laporan
Isi laporan merupakan inti dari permasalahan yang ingin dijabarkan. Agar isi laporan dapat sahih ( dapat dipertanggungjawabkan ), maka seharusnya isi laporan diisi pula dengan data–data pendukung.

Data pendukung dapat berupa foto ( untuk kegiatan ), bon, faktur, kwitansi ( untuk pembayaran ), bukti fisik ( untuk kriminal ), berita acara ( untuk penyerahan barang ), dan sejenisnya.

Isi laporan biasanya dibagi dua bagian, disesuaikan dengan jenis laporannya. Bagian pertama berisi pemaparan fakta, sementara bagian lainnya berisi pertanggungjawaban, analisis, dan opini dari pembuatnya. Pembagian menjadi dua bagian sangat penting karena akan lebih memudahkan pembacaan dan penganalisisan laporan.

d. Penutup
Penutup laporan biasanya berupa tiga hal yaitu kesimpulan, kritik dan saran serta lampiran. Kesimpulan berisi ringkasan dari isi laporan, kritik dan saran diberikan khusus untuk jenis laporan selain laporan informatif, yaitu berisi mengenai pendapat penulis mengenai hasil kesimpulan. Lampiran berisi mengenai data–data pendukung.

Contoh kasus pembuatan laporan :

Evi Rosita berdasarkan rapat Karang Taruna Indah Sari ditunjuk sebagai Ketua Panitia Peringatan 17 Agustus di Kelurahan Cilandak Barat. Setelah acara tersebut selesai ia memberikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan acara. Buatlah laporan untuk kasus tersebut !

Contoh laporan pertanggung jawaban :

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
ACARA PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 2002
DI KELURAHAN CILANDAK BARAT

LAPORAN INI DISUSUN OLEH
PANITIA ACARA PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN
SEBAGAI PERTANGGUNGJAWABAN PANITIA
DALAM PENYELENGGARAAN ACARA 2002

A. PENDAHULUAN
A.1. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan rapat yang dilakukan tanggal 15 Juli 2002 yang bertempat di Sekretariat Karang Taruna Indah Sari telah diputuskan susunan kepengurusan Panitia Pelaksana Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2002. Adapun susunan kepengurusan hasil musyawarah tersebut adalah :

Pelindung : Bapak H. Isnaeni ( Lurah Cilandak Barat )
Ketua Panitia : Evi Rosita
Wakil Ketua : Rustanto Raharjo
Sekretaris : Lusy Retnowati
Bendahara : Ricka Avrianti
Sie Keamanan : Purwoko / Gentho Raharjo
Sie Acara : Kristin Natalia / Julius Atmaja
Sie Perlengkapan : Kustanto / Abel Manurung
Sie Umum : Gendut Haryanto / Ridwan Manaf

Panitia tersebut telah bertugas mulai dibentuknya susunan kepengurusan hingga saat ini. Karena acara tersebut merupakan acara umum maka di pandang perlu untuk menyusun laporan ini sebagai wujud pertanggungjawaban panitia. Tim penyusun berharap agar pembaca dapat memberikan masukan terhadap laporan ini demi perbaikan acara di masa yang akan datang.

A.2. Cara Penulisan Laporan
Laporan ini disusun berdasarkan laporan per seksi, setiap seksi mendapatkan anggaran sesuai proposal yang diberikan sebelumnya. Bersama laporan ini kami lampirkan proposal anggaran dan acara per seksi.

A.3. Ruang Lingkup Laporan
Laporan ini membatasi masalah pada segi anggaran dan penggunaan dana. Laporan pelaksanaan acara secara detail ditulis pada bagian lain berdasarkan hasil kerja per seksi.

B. ISI LAPORAN

B.1. Laporan Setiap Kegiatan
Kegiatan di acara peringatan hari kemerdekaan RI ke–53 Tahun 2002 adalah sebagai berikut :
B.1.1. Bhakti Sosial
Acara bhakti sosial dilakukan dengan membersihkan lingkungan jalan di Kelurahan Cilandak Barat, membersihkan dan mengecat rumah ibadah, dan membangun pos jaga. Perincian anggaran untuk masing–masing acara tersebut adalah :

Anggaran Acara Bhakti Sosial :
No / Jenis Anggaran / Rencana Anggaran / Pelaksanaan / Saldo
1. Kebersihan lingkungan Rp 900.000,00 Rp 800.000,00 Rp 100.000,00
2. Membersihkan rumah ibadah Rp 750.000,00 Rp 800.000,00 Rp 50.000,00
3. Membangun pos jaga Rp 2.500.000,00 Rp 2.250.000,00 Rp 250.000,00
Jumlah Rp 4.150.000,00 Rp 3.850.000,00 Rp 300.000,00

B.1.2. Santunan Anak Yatim
Santunan anak yatim diberikan 4 ( empat ) Rukun Warga ( RW ) masing–masing RW 01, RW 03, RW 05, dan RW 06. Penentuan jumlah RW yang diberikan sumbangan diputuskan dalam rapat terdahulu dengan pertimbangan RW lain sudah mampu atau sudah mendapatkan pada acara tahun sebelumnya. Perincian anggaran untuk masing–masing RW adalah :

Anggaran Santunan Anak Yatim :
No / Jenis Anggaran / Rencana Anggaran / Pelaksanaan / Saldo
1. RW 01 Rp 750.000,00 Rp 750.000,00 0,00
2. RW 03 Rp 750.000,00 Rp 750.000,00 0,00
3. RW 05 Rp 750.000,00 Rp 750.000,00 0,00
4. RW 06 Rp 750.000,00 Rp 650.000,00 Rp 100.000,00
Jumlah Rp 3.000.000,00 Rp 2.900.000,00 Rp 100.000,00

Catatan : Rincian penggunaan dana terlampir.

B.1.3. Malam Apresiasi Seni
Malam apresiasi seni dilakukan dengan maksud menampung aspirasi kaum muda untuk menyalurkan bakat seni yang dimilikinya dalam jalur yang positif dan memberikan hiburan kepada masyarakat.

Malam aspresiasi seni dilakukan dalam pertunjukan yang dilakukan per RW.
Masing–masing RW diberikan dana Rp 500.000,00. Total 10 RW sehingga total anggaran Rp 5.000.000,00 ( lima juta rupiah ). Penggunaan dana diserahkan pada tiap–tiap RW.
B.2. Analisis Panitia Per Kegiatan
B.2.1. Acara Bhakti Sosial
Acara bhakti sosial mempunyai manfaat yang besar sekali, terbukti dari tanggapan anggota masyarakat yang sangat mendukung acara ini. Panitia berharap untuk acara di tahun berikutnya hari pelaksanaan bhakti sosial ditambah satu hari yaitu Sabtu dan Minggu untuk memberikan pilihan kepada warga dan anggaran di tambah dengan renovasi sarana umum. Untuk itu diperlukan dana iuran bulanan dari masing–masing warga. Pelaksanaan bhakti sosial sebaiknya dilakukan dua kali setahun.

B.2.2. Santunan Anak Yatim
Menurut analisis panitia pelaksana. anggaran untuk jenis kegiatan ini perlu ditambah dan mekanisme perlu diubah. Pemberian santunan harus diberikan merata setiap RW. Kecuali RW tersebut mengajukan usulan penurunan dana santunan karena memandang warganya relatif mampu. Persamaan tersebut dilakukan agar semua RW mendapat perhatian yang sama.

B.2.3. Acara Malam Apresiasi Seni
Acara malam apresiasi seni memerlukan beberapa perubahan. Perubahan tersebut baik dari format acara maupun penggunaan dana. Hal itu terpaksa dilakukan karena begitu banyaknya aspirasi warga terhadap format acara. Terutama dari golongan tua dan muda. Dari segi format terutama mengenai bentuk acaranya.

Kaum muda menginginkan acara pentas musik dangdut dan musik modern lainnya. Sementara golongan tua mengharapkan acara keroncong dan wayang. Panitia berharap pada pelaksanaan tahun berikutnya mempertimbangkan hal ini.

Sementara dari segi anggaran banyak pihak yang meminta agar dikurangi. Sisa hasil pengurangan tersebut dialokasikan untuk santunan anak yatim. Penitia memandang pertimbangan tersebut sangat positif sehingga perlu dipertimbangkan dalam kepanitiaan berikutnya.

C. PENUTUP
C.1. Kesimpulan
Dari evaluasi perencanaan dan pelaksanaan acara Panitia Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke–53 berkesimpulan :
1. Secara umum berlangsung sukses sesuai dengan rencana. Walaupun pada beberapa jenis perlu adanya perbaikan.
2. Karjasama dan rasa tanggung jawab warga cukup tinggi hal ini terlihat dari partisipasi mereka baik dari segi moril maupun finansial.

C.2. Kritik dan Saran
C.2.1. Kritik
Kritik panitia pelaksana terhadap perencanaan dan pelaksanaan acara Panitia Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke–53 di antaranya :
1. Perencanaan harusnya dilakukan paling lambat dua bulan sebelum acara dimulai untuk menghindari ketergesaan penyusunan dan pelaksanaan acara.
2. Puncak acara dilakukan bergilir antar RW agar terjadi azas persamaan.
3. Panitia pelaksana ( Panpel ) diberikan per RW dan dilakukan secara bergilir agar masing–masing RW mempunyai rasa memiliki.

C.2.2. Saran
Saran panitia pelaksana terhadap perencanaan dan pelaksanaan acara Panitia Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke–53 di antaranya :
1. Acara, terutama bhakti sosial dan santunan anak yatim perlu dilakukan lebih sering lagi, karena mempunyai manfaat yang baik bagi warga.
2. Perlunya koordinasi yang lebih baik antara panitia dan warga hingga meminimumkan kesalahpahaman.

C.2.3. Lampiran-lampiran pada laporan ini adalah :
1. Proposal Acara Panitia Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke–53 di Kelurahan Cilandak Barat.
2. Penggunaan anggaran per acara.
3. Bon, kwitansi, dan faktur pendukung penggunaan anggaran.
4. Proposal untuk acara tahun berikutnya.

Jakarta, 20 Agustus 2002
Sekretaris, Ketua Panitia,

Lusi Retnowati Evi Rosita


Mengetahui :
Lurah Cilandak Barat,

H. Isnaeni

12. Penyusunan Proposal

A. Tujuan Khusus :
Warga belajar dapat memahami kegunaan proposal dan mampu menyusun proposal dalam berbagai kegiatan.

B. Pokok Bahasan : Penyusunan Proposal

C. Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian Proposal
2. Jenis-jenis Proposal
3. Tujuan Pembuatan Proposal

D. Uraian Materi :

1. Pengertian Proposal
Kata proposal berasal dari bahasa Inggris, yang memiliki arti sederhana sebagai suatu bentuk pengajuan atau permohonan. Asal katanya adalah to propose yang artinya mengajukan. Dengan demikian proposal merupakan suatu bentuk pengajuan penawaran, baik berupa ide, gagasan, pemikiran, maupun rencana kepada pihak lain untuk mendapatkan dukungan, ijin, persetujuan, dana, dan lain sebagainya ( Hariwijaya, 2005 : 12 – 13 ).

Begitu pula apabila lembaga atau institusi Anda memerlukan bantuan dana. Anda tentu perlu membuat sebuah proposal. Proposal pengajuan dana biasanya berisi rencana pembuatan suatu program atau kegiatan yang dananya diperoleh dari lembaga donor, baik swasta maupun pemerintah. Tentunya, di dalam proposal tersebut dijelaskan hal-hal penting dengan tujuan meyakinkan pihak lembaga donor agar bersedia mengucurkan bantuan dana untuk program atau kegiatan tersebut.

2. Jenis-jenis Proposal
Ada banyak jenis proposal yang berkaitan dengan aktifitas manusia di kehidupan ini. Secara umum, berikut ini beberapa jenis proposal yang biasa dibuat dan diajukan banyak orang.
1) Proposal bisnis, contohnya proposal pendirian usaha.
2) Proposal proyek, contohnya proposal pengajuan dana kepada lembaga donor.
3) Proposal penelitian, contohnya proposal skripsi, tesis, dan disertasi.
4) Proposal kegiatan, contohnya proposal kegiatan seminar, pelatihan, dan lomba.

Umumnya, penyusunan masing-masing proposal di atas memiliki kesamaan dalam hal format dan kemasannya, yang dimulai dari pendahuluan, isi, hingga penutup. Walaupun demikian, secara teknis, memiliki sejumlah perbedaan, terutama pada focus rencana program, kegiatan, atau usaha apa yang akan dilakukan. Perbedaan focus inilah yang kemudian memberikan nuansa bahwa masing-masing jenis proposal terlihat berbeda-beda.

3. Tujuan Pembuatan Proposal
Sesuai dengan pengertian proposal sebagai bentuk pengajuan kepada pihak lain tentang rencana program, kegiatan, atau usaha yang akan dilakukan, maka tujuan dari pengajuan proposal itu sendiri adalah meyakinkan pihak yang dituju agar memberikan dana, dukungan, persetujuan, atau ijin terhadap rencana program, usaha, kegiatan yang akan dilakukan. Dengan begitu, proposal sangat berguna, terutama bagi seseorang atau lembaga yang akan melakukn suatu program, kegiatan, atau usaha agar apa yang mereka harapkan bisa berjalan lancar.

Secara garis besar, tujuan proposal dapat dijabarkan sebagai berikut :
1) Untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan agama, sosial, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya.
2) Untuk mendirikan usaha kecil, menengah, atau besar.
3) Untuk mengajukan tender dari lembaga-lembaga pemerintah atau swasta.
4) Untuk mengajukan kredir ke bank.
5) Untuk mengadakan acaraberupa seminar, diskusi, pelatihan, dan sebagainya.

Beberapa contoh proposal sebagaimana terlampir dapat memberikan pemahaman lebih kepada Anda.


Proposal Magang Profesi Pilihan Mahasiswa
Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan Universitas Mulawarman
di Dinas Agribisnis Bidang Usaha Peternakan Kota Balikpapan

A. Pendahuluan
Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi di berbagai bidang, khususnya dalam upaya mewujudkan negara yang maju dan mandiri serta masyarakat yang adil dan makmur, Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan sekaligus peluang. Tantangan paling fundamental adalah upaya Indonesia untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta pemerataan pembangunan secara berkesinambungan. Untuk menjawab hal tersebut, diperlukan peningkatan efisiensi ekonomi, produktivitas tenaga kerja, dan kontribusi yang signifikan dari setiap sektor pembangunan.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar dibidang agribisnis yang terbesar didunia. Dengan potensi sumber daya dan daya dukung ekosistem yang sangat besar, Indonesia dapat menghasilkan produk dan jasa agribisnis yang meliputi bidang pertanian, peternakan, perkebunan ( hortikultura ) dan perikanan secara meluas yang mutlak diperlukan bagi kehidupan manusia.

Sementara itu, pertambahan penduduk dunia, kenaikan pendapatan dan perubahan preferensi konsumen telah menyebabkan permintaan terhadap produk dan jasa sektor agribisnis akan terus meningkat. Oleh karena itu, sektor pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan mempunyai peranan yang semakin strategis saat ini dan di masa yang akan datang.

Bidang agribisnis tersebut, khususnya untuk bidang usaha peternakan, peran Dinas Peternakan yang tersebar di seluruh Indonesia sangatlah penting untuk menjawab segala persoalan dari sisi peternakan. Dewasa ini, Dinas Peternakan atau dinas lain yang membidangi urusan peternakan tidak saja berperan dalam hal peningkatan produksi peternakan akan tetapi lebih mengacu pada peningkatan kesehatan ternak. Apalagi pada saat ini Indonesia sedang mengalami ancaman mewabahnya berbagai penyakit ternak yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap usaha peternakan rakyat di Indonesia.

Dalam menjalankan fungsional kedinasan bidang usaha peternakan tentunya tidak terlepas dari keterkaitan peran medis veteriner, bidang medis veteriner memegang peranan ( otoritas veteriner ) yang cukup penting dalam berbagai usaha peternakan yang ada di Indonesia. Bidang medis ini dipegang oleh seorang dokter hewan yang memutuskan bahwa seekor hewan dikatakan sehat atau sakit dan atau seekor hewan aman atau layak dikonsumsi masyarakat.

Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan Universitas Mulawarman merupakan program yang bertujuan untuk menghasilkan seorang dokter hewan yang profesional. Untuk menjadi dokter hewan yang profesional maka ilmu dan ketrampilan yang didapat dibangku kuliah harus mampu diterapkan dalam kehidupan nyata. Untuk itu diperlukan adanya kegiatan magang yang langsung terjun ke lapangan atau masyarakat. Kegiatan magang yang dilaksanakan secara langsung di Dinas Agribisnis Kota Balikpapan diharapkan dapat memberikan gambaran kegiatan di dinas yang membidangi peternakan di Indonesia.

B. Tujuan Kegiatan
Tujuan diadakan magang profesi ini adalah untuk:
1. Meningkatkan hubungan kerjasama yang baik antara perguruan tinggi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Mulawarman dengan berbagai instansi, khususnya lembaga pemerintahan Dinas Agribisnis Bidang Usaha Peternakan Kota Balikpapan yang selama ini telah terjalin dengan baik.
2. Mengetahui fungsi dan wewenang Dinas Agribisnis Bidang Usaha Peternakan Kota Balikpapan sebagai representatif ( gambaran umum ) Dinas Peternakan di Indonesia.
3. Mengetahui berbagai kegiatan yang telah dilakukan dan perencanaan kegiatan yang akan dilakukan oleh Dinas Agribisnis Bidang Usaha Peternakan Kota Balikpapan.
4. Memberi gambaran yang nyata mengenai profesi yang akan digeluti seorang dokter hewan serta menambah wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang peternakan.

C. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan magang ini akan dilakukan dengan cara ikut serta dalam kegiatan rutin yang berjalan di Dinas Agribisnis Bidang Usaha Peternakan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

D. Waktu dan Tempat
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus sampai dengan 30 Agustus 2011 yang bertempat di Dinas Agribisnis Bidang Usaha Peternakan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

E. Penutup
Demikian proposal ini kami sampaikan dengan harapan akan terjalin kerjasama yang baik dan memberikan manfaat bagi pengembangan dan kemajuan semua pihak. Atas perhatian dan kerjasama yang baik dari Dinas Agribisnis Bidang Usaha Peternakan Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, kami ucapkan terima kasih.

Sumber: http://duniaveteriner.com